Pages

Labels

Sabtu, 05 November 2011

Hening


Teringat tulisannya Jenny Jusuf beberapa tahun lalu. Saya sangat suka tulisan ini, menggambarkan suasana hening dengan sempurna. Seperti apa yang saya butuhkan saat ini:

HENING

Ketika jiwamu bak gelombang yang terpecah dan terhempas
Sampai riak beningnya hilang menyisakan keruh yang bergolak
Kembalilah pada hening
Di sana akan kautemukan pancuran jernih yang bukan fatamorgana

Ketika akalmu tertindas kalut
Sampai tak ada ruang untuk logika dan rasio
Kembalilah pada hening
Akan kautemukan jawaban dalam sunyi yang merebak

Ketika hatimu pilu sampai sesak dadamu
Tercekik kerongkonganmu dan tersekat lidahmu
Kembalilah pada hening
Dimana jiwamu sanggup bersuara tanpa batas

Ketika gundah jiwamu
Sampai menangis tak mampu tertawa tak sanggup
Dan senyum enggan mampir bahkan sekadar mengisi celah di antara detik
Kembalilah pada hening
Dan akan kau temukan sejumput damai dalam sunyi tak bertepi

Ketika matamu menjadi nanar dan wajahmu putih
Bukan karena disergap penyakit
Melainkan tercekam galau dan terhimpit nyeri
Kembalilah pada hening
Dan akan kau temukan kesembuhan yang menghapus segala luka

Ketika gelisah kalbumu dan tak kunjung habis pencarianmu
Sampai akalmu lelah bertanya dan jiwamu meranggas
Tersuruk dalam penat tanpa ujung
Melampaui batas daya hingga dirimu tak lebih dari sekeping kaca rapuh
Temukan jawabanmu dalam hening

Jangan takut sendirian dalam hening
Karena justru di sanalah kau akan bertemu separuh jiwamu
Yang telah lama menanti untuk muncul dan menyatu
Sehingga engkau menjadi utuh, sebagaimana adanya
Dan akhirnya engkau akan sanggup
Sepenuh hati berkata kepada Hidup dan Cinta: “Selamat Datang.”

(diambil dari blognya Jenny Jusuf yang dulu)

Dan tentu saja, saya juga membuat "Hening" versi saya sendiri. Hehehe...

"Ya Tuhan, aku lelah
Aku lelah berjalan cepat, berlari dan kehabisan waktu
Hiruk pikuk, hingar bingar di luar sana hanya membuatku mengernyit
Aku ingin diam, tenang, hening...
Duduk diam tanpa bicara
Tapi mendengar, merasa, berpikir, mungkin sedikit bernyanyi
Kembali menggali, mencari diriku yang bingung sendiri"

Me, myself and I

"Jiwaku bersorak dalam kesepian
Mempertanyakan rindu
Rindu yang bahkan tak pernah ditanya
Datang dan melumpuhkanku
Dalam bayang diriku sendiri"



"Huuffhhh..."
Tarikan nafas panjang keluar dari mulut saya. Entah perasaan apa yang terhembus keluar bersamanya. Mungkin lelah, mungkin penat, mungkin bingung. Entahlah...
Akhir-akhir ini saya diserang virus bingung, sumpek dan sudek (sumbu pendek) a.k.a mudah marah. Ngga tau kenapa...rasanya otak saya penuh, badan saya capek dan hati ini ingin berteriak. Keadaan saya sedang tidak bagus untuk didekati, hehehe...
So, here I am today... Di sebuah mal kecil yang paling saya hafal seluk beluknya. Di sudut sebuah kafe. Sendirian. Sungguh, saya sedang tidak ingin bersama siapapun saat ini. Ngga keluarga, ngga teman, ngga 'teman dekat'. A.L.O.N.E.
Selalu, inilah cara yang saya pilih ketika saya sedang merasa tidak baik, sumpek dan 'penuh'. Saya akan melarikan diri ke suatu tempat yang sepi, jauh dari keramaian dan terduduk di sana. Talk to myself, think..a lot maybe crying sometimes. Sebenarnya, bukan saya ngga ingin berbagi dengan yang lain. Tapi saya sudah cukup mengenal diri saya sendiri, apa yang saya butuhkan dan apa yang harus saya lakukan bila sedang dalam masa-masa seperti ini. Selain itu, saya juga menghindari untuk memperbesar resiko menyakiti orang-orang yang saya sayang apabila saya bertemu mereka dalam kondisi seperti ini. Daripada saya menyinggung atau menyakiti mereka gara-gara lagi bad mood mending saya menjauh deh. Luka kena pisau bisa hilang, tapi luka di hati susah hilangnya (duileee...).

Saya kangen masa-masa ini. Masa di mana saya menghabiskan waktu dengan diam, merenung, berpikir dalam dan terutama...bertanya. Bertanya pada diri sendiri, ah...dialog yang tak pernah usai. Rasanya hidup saya terlalu 'ramai' akhir-akhir ini. Semua berjalan cepat, terburu-buru, sampai rasanya 24 jam itu kurang. Saya merasa berubah, tidak seperti dulu. Well, I know... Hal yang tak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Tapi sungguh, saya rindu masa-masa itu. Berpikir, merenung, mencari dan mempertanyakan segala.